Monday, September 14, 2015

Helm airbrush realis potret dan logo organisasi NU

Assalamu'alaikum sobat...  Dapet job order dari costumer nih..., dua tokoh besar di Indonesia.  Sayangnya selama proses gak ada yang bantu mengabadikan tahapan prosesnya, ribet kalo sebentar pegang penbrush sebentar pegang hape buat foto-foto....   hehe... 
Sekilas info tentang 3 hal yang menjadi judul pada post kali ini....  cekidot :

Kyai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari, bagian belakangnya juga sering dieja Asy’ari atau Ashari, lahir 10 April 1875 (24 Dzulqaidah 1287H) dan wafat pada 25 Juli 1947; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang, adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia.

KH Hasyim Asyari adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Asyari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, Hasyim merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Namun keluarga Hasyim adalah keluarga Kyai. Kakeknya, Kyai Utsman memimpin Pesantren Nggedang, sebelah utara Jombang. Sedangkan ayahnya sendiri, Kyai Asy’ari, memimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Dua orang inilah yang menanamkan nilai dan dasar-dasar Islam secara kokoh kepada Hasyim


 Sekilas profil Gus Dur  
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, lahir di Denanyar Jombang Jawa Timur, 4 Agustus 1940. Kakeknya, KH Hasyim Asy’ari, adalah satu dari pendiri Organisasi Muslim terbesar Indonesia pada pergantian abad lalu. Ayahnya, KH Wahid Hasyim, adalah Menteri Agama pada 1945. Dalam pendidikan, Gus Dur lebih senang bersekolah di sekolah dasar daripada di pesantren, meski ia anak tokoh pesantren. Pilihan ini memang jarang diambil oleh anak-anak yang hidup di lingkungan pesantren. Pesantren ia masuki setelah menyelesaian Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Yogyakarta pada 1958.
Pada 1959, ia ngangsu kawruh di Pesantren Tegal Rejo Magelang Jawa Tengah, selama dua setengah tahun. Selanjutnya, ia pindah ke Pesantren Tambak Beras Jombang. Selain belajar agama, Gus Dur juga menjadi siswa di Madrasah Mualimi, sekaligus merangkap menjadi petugas administrasi, keamanan, dan kerja serabutan.
Akhir 1963, Gus Dur pergi ke Kairo, Mesir, untuk belajar. Ia belajar di Universitas Al Azhar di Mesir (1964-1966). Pertengahan 1966, Gus Dur pindah ke Universitas Baghdad, Irak, mengambil Jurusan Syariah di Fakultas Hukum Islam. Setelah enam tahun di Timur Tengah untuk mendalami ilmu agama, pada 1970, ia pergi ke Toronto, Kanada, mengambil program pascasarjana. Sambil menunggu kesempatan dibukanya kesempatan pengajuan beasiswa, ia berkeliling selama dua bulan ke pesantren-pesantren di Eropa
Oke sobat jee, baca baca sedikit gak papa kan, sengaja ane kutip profil diatas biar ane gak dimarahin ama mbah Google karena cuma post foto foto melulu, hehe....  Terima kasih udah berkunjung, salam merdeka dan Assalamu'alaikum...!!

No comments:

Post a Comment

Jika menurut sobat artikel di blog ini bermanfaat, silahkan berkomentar untuk perbaikan blog kedepan, terima kasih sobat jee...